BAB XVI
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA 1. Pendahuluan
Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Nega¬ra (GBHN), tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasi¬la adalah untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti serta memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsa¬an dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama¬sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dari rumusan tujuan tersebut jelas bahwa selain upaya untuk mendidik se¬seorang agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai keahlian dan kemahiran, pendidikan sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan dan memantapkan kesejatian dirt pribadi, yang berarti pula bahwa pendidikan di Indonesia harus dapat memberikan kemantapan pembentukan kepribadian Indonesia.
Dalam pada itu GBHN telah menegaskan bahwa generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan merupakan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, yang berarti pula bahwa pembinaan dan pengembangan generasi muda secara terus menerus perlu ditingkatkan dalam kerangka luas pendidikan nasional. Pembinaan dan pengembangan generasi muda menuntut partisipasi dan tanggung jawab seluruh masyarakat dan untuk itu perlu di¬tingkatkan kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan yang me¬nyeluruh dan terpadu.
Pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda seba¬gaimana diutarakan di atas akan menghasilkan pendidikan na¬sional yang seimbang dan serasi. Hal ini sangat penting bagi pengembangan sumber daya manusia muda sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional secara keseluruhan, serta akan menunjang tercapainya keserasian dan keterpaduan bidang pendidikan dengan bidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan dan keamanan.
XVI/3
2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah
Penggarisan GBHN sebagaimana dikemukakan di-atas telah dijabarkan dalam serangkaian kebijaksanaan pokok dan langkah¬langkah yang ditempuh dalam Repelita IV di bidang pendidikan, antara lain sebagai berikut :
a. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila selain diwujudkan dengan meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, juga meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mem¬pertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar sela¬lu dapat belajar dan ber karya secara mandiri yang berguna bagi dirt sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.
b. Pendidikan Pancasila selain diwujudkan dengan meningkatkan pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, juga dengan menegakkan tata krama yang didasarkan atas asas kekeluar¬gaan serta bernafaskan keselarasan dan keseimbangan dalam lingkungan sekolah serta kampus. Pendidikan sejarah per¬juangan bangsa (PSPB) dilaksanakan di sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta dalam rangka meneruskan dan mengem¬bangkan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945.
c. Mutu dan relevansi pendidikan diarahkan pada usaha mewu-judkan kemampuan setiap warga menghadapi masa depan dengan kesiapan yang mencukupi untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tantangan dan harapan lingkungannya, termasuk kehidupan yang makin kompleks karena kemajuan ilmu dan tek¬nologi.
d. Pendidikan selain dilaksanakan di sekolah, dilakukan jugs dalam lingkungan keluarga serta masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah me¬lainkan juga tanggung jawab keluarga, masyarakat dan warga belajar itu sendiri.
e. Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan di dalam dan di luar sekolah pada tingkat pendidikan dasar dilakukan dalam rangka melaksanakan wajib belajar, sedangkan perluasan ke¬sempatan belajar pada tingkat pendidikan menengah dilakukan dengan meningkatkan daya tampung di dalam maupun di luar sekolah dan meningkatkan partisipasi perguruan swasta.
f. Pengembangan tenaga kependidikan diarahkan pada pemenuhan
jumlah kebutuhan, peningkatan mutu dan kesejahteraan serta usaha penyusunan persyaratan minimal tenaga kependidikan.
. Pembangunan gedung-gedung sekolah baru dengan memperhati-kan lokasi penyebarannya, pembangunan ruang perpustakaan, ruang keterampilan dan latihan praktek, pengadaan buku pelajaran, buku bacaan dan alat-alat peraga serta pemeliha¬raan seluruh prasarana dan sarana pendidikan, ditujukan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pendidikan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan.
Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia makin diting-katkan pads semua jenis dan jenjang pendidikan di dalam dan luar sekolah.
Pembinaan kepustakaan serta penerbitan, penulisan dan pe-nerjemahan buku dan terbitan lainnya dilaksanakan antara lain dengan menciptakan iklim yang back guna mendorong pe-nerbitan dan perbukuan.
Pendidikan kejuruan dan keterampilan sebagai bagian dart sistem pendidikan nasional, diarahkan untuk mengembangkan suatu mekanisme yang menggerakkan usaha pendidikan kejuruan dan keterampilan dalam suatu sistem yang utuh dan mantap sehingga terdapat kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Berbagai jenis pendidikan kejuruan dan kete¬rampilan akan disesuaikan dengan berbagai kesempatan kerja sejalan dengan perencanaan tenaga kerja nasional.
k. Perguruan tinggi terus diusahakan agar supaya melaksanakan Wawasan Almamater dalam upaya menjadikan perguruan tinggi sungguh-sungguh sebagai lembaga ilmiah dan menjadikan kam¬pus sebagai masyarakat ilmiah dengan melaksanakan Trikarya, yakni institusionalisasi, profesionalisasi dan transpoli¬tisasi dalam tata rama pergaulan berdasarkan asas kekeluar¬gaan serta menjunjung tinggi keselarasan dan keseimbangan. Days tampung perguruan tinggi akan ditingkatkan sesuai dengan kemampuan yang ada. Perguruan tinggi swasta akan ditingkatkan mutu dan days tampungnya secara lebih terarah dan terpadu agar dapat ikut serta dalam penyelenggaraan pola pendidikan nasional yang mantap.
1. Pembinaan perguruan swasta ditujukan untuk membantu per-tumbuhan dan perkembangannya dengan tetap mengindahkan ciri-ciri khas masing-masing dalam rangka memenuhi kebu-tuhan tenaga untuk pembangunan.
XVI/5
m. Pendidikan masyarakat diarahkan agar setiap anggota masya¬rakat sedini mungkin dan sepanjang hidupnya mendapat kesem¬patan menuntut ilmu yang berguna dan mengarah kepada la¬pangan mata pencaharian hidup dalam bentuk usaha bersama, dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, bekerja dan berusaha.
n. Pendidikan jasmani dan olahraga diarahkan pada usaha membi¬na kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masya¬rakat serta usaha memasyarakatkan olahraga, mengolahragakan masyarakat dan meningkatkan prestasi.
o. Penelitian dan pengembangan pendidikan diarahkan terutama kepada penelitian kebijaksanaan dan pengembangan kebijak-sanaan bidang pendidikan, sesuai dengan laju perkembangan pendidikan dan laju pembangunan pada umumnya.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Berdasarkan kebijaksanaan dan langkah-langkah tersebut, disusun berbagai program pembangunan di bidang pendidikan dan generasi muda sebagai berikut: a. pembinaan pendidikan dasar; b. pembinaan pendidikan menengah tingkat pertama; c. pembinaan pendidikan menengah tingkat atas; d. pembinaan pendidikan ting¬gi; e. pembinaan bakat dan prestasi; f. peningkatan pendidikan masyarakat; g. peranan wanita; h. generasi muda; i. keolahraga¬an; j. pendidikan kedinasan; dan, k. pengembangan sistem pendi¬dikan.
Hasil-basil pelaksanaan program-program pembangunan di bi¬dang pendidikan dan generasi muda dalam tahun ketiga Repelita IV (1986/87) dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pembinaan Pendidikan Dasar
Jumlah murid tingkat pendidikan dasar (SD dan MI) pada akhir Repelita III (1983/84) adalah 29.108 ribu, termasuk di dalamnya 23.153 ribu murid berusia 7-12 tahun, yang berarti bahwa 97,2% dari keseluruhan kelompok usia 7-12 tahun yang berjumlah 23.809 ribu telah dapat ditampung di pendidikan da-sar. Jumlah murid pendidikan dasar tersebut mencapai 29.897 ribu pada tahun 1985/86, termasuk di dalamnya murid berusia 7-12 tahun sebanyak 24.597 ribu, atau 99,6% dari jumlah kelompok usia 7-12 tahun yang keseluruhannya berjumlah 24.695 ribu anak. Dalam tahun 1986/87 jumlah murid pendidikan dasar meningkat lagi menjadi 30.809 ribu, termasuk di dalamnya murid usia 7-12
tahun sebanyak 25.001 ribu yang berarti bahwa 99,5% dari kelom¬pok usia 7-12 tahun yang keseluruhannya berjumlah 25.150 ribu telah dapat ditampung di pendidikan dasar (Tabel XVI-1 ).
Dalam rangka mencapai dan memantapkan pelaksanaan wajib belajar bags kelompok usia 7-12 tahun sebagaimana tercermin dalam perkembangan daya tampung di atas, maka dalam tahun 1986/87 telah dilanjutkan usaha perluasan dan pemerataan kesem¬patan belajar melalui pembangunan gedung SD baru 2.772 buah dan ruang kelas baru 7.745 buah serta rehabilitasi gedung sekolah sebanyak 24.615 gedung, yang terdiri dari 17.537 gedung SD Negeri, 1.397 SD Swasta, dan 5.681 Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Sejalan dengan itu telah dibangun sebanyak 9.890 buah rumah Kepala Sekolah/Guru dan 2.084 rumah Penjaga Sekolah. Sebagai pendukung kegiatan pembangunan fisik tersebut telah dilakukan pengangkatan guru dan tenaga lainnya sejumlah 52.840 orang,
yang terdiri dari 40.670 guru kelas, 2.170 guru agama
serta 10.000 penjaga sekolah (Tabel XVI-4).
Usaha melanjutkan peningkatan mutu pendidikan dasar, dalam tahun 1986/87 telah dilaksanakan antara lain melalui penataran bags sekitar 59.980 guru SD termasuk guru PMP dan penilik; pe¬nyediaan 63.394.700 buku pelajaran pokok dan 16.459.700 buku bacaan/perpustakaan, pengadaan alat peraga IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia sebanyak 29.182 perangkat dan 157.500 pe¬rangkat alat keterampilan, kesenian dan olahraga. (Tabel XVI-4). Telah dilanjutkan pula pelaksanaan EBTANAS pada tingkat Sekolah Dasar sebagai usaha menuju standar nasional mutu Seko¬lah Dasar.
Dalam tahun 1986/87 kegiatan pembinaan Taman Kanak-kanak (TK) terdiri dari antara lain penyelesaian pembangunan gedung¬-gedung TK Pembina tingkat kabupaten, penataran guru/pembina dan penilik Taman Kanak-kanak, serta pengadaan 175.000 eksemplar buku perpustakaan.
Sebagai kelanjutan usaha pembinaan pendidikan luar biasa telah dilakukan kegiatan antara lain penyediaan peralatan pen¬didikan dan buku perpustakaan serta pembangunan asrama Sekolah Luar Biasa (SLB) serta pengadaan perlengkapannya.
b. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama
Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama (SMP dan SMTP Kejuruan) antara lain dilakukan melalui upaya meningkatkan penyediaan prasarana sehubungan dengan meningkatnya jumlah
XVI/7
TABEL XVI - 1
PERKEMBANGAN JUMLAH MURID/MAHASISWA,
1983/84 - 1986/871))
(ribu orang)
Tingkat dan Jenis 1983/842) Repelita IV
No. Pendidikan 1984/852) 1985/862) 1986/87
1. Pendidikan Daaar 29.108 0 28.910 0 29.897,0 30.809 0
a. Sekolah Dasar (SD) 25.800,0 26.568,0 26.551,0 27.314,0
b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3.308,0 2.342,0 3.346,0 3.495,0
2. Sekolah Menengah Tingkat
Pertama (SMIP) 4.758 ,0 5.190,0 5.658,0 6.029,0
a. SMP 4.676,0 5.102,0 5.564,0 5.928,0
b. SMTP Kejuruan 82,0 88,0 94,0 101,0
3. Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) 2.592 0 2.856,0 3.2250 3.742,0
a. SMA 1.774,0 1.940,0 2.223,0 2.502,0
b. SMTA Kejuruan 565,0 635,0 130,0 941,0
C. SPG/SGO 253,0 281,0 272,0 299,0
4. Pendidikan Tinggi 824,4 1.012,0 1.106,1 1.278,4
a. S-1 (Program Gelar) 765,0 883,9 917,6 1.013,0
b. S-0 (Program Diploma) 59,4 128,1 188,5 265,4
1) Tahun ajaran
2) Angka diperbaiki
GRAFIK XVI — L .
PERKEMBANGAN JUMLAH MURID/MAHASISWA,
1983/84 - 1986/87
GRAFIK XVI – 1-1
XVI/10
GRAFIK XVI – 1-2
XVI/11
MAIM XVI — l—3
lulusan siswa Sekolah Dasar serta penataran tenaga kependidikan untuk menjamin mutu pengajaran di sekolah-sekolah menengah tingkat pertama.
Jumlah siswa SMTP secara keseluruhan (SMP dan SMTP Keju¬ruan) dalam tahun 1983/84 adalah 4.758 ribu dan tahun 1984/85 meningkat menjadi 5.190 ribu. Dalam tahun 1985/86 jumlah murid SMTP meningkat lagi menjadi 5.658 ribu. Dibandingkan dengan penduduk usia 13-15 tahun yaitu sebanyak 11.185,5 ribu maka Gaya tampung SMTP terhadap kelompok usia sekolah yang ber¬sangkutan (angka partisipasi di tingkat SMTP) telah mencapai 50,6% pada tahun 1985/86 (Tabel XVI-2). Dalam pada itu, lulusan SD tahun 1984/85 mencapai 3.289 ribu (Tabel XVI-3), dengan jumlah yang melanjutkan ke SMTP sebanyak 2.137 ribu, sehingga angka melanjutkan lulusan SD ke SMTP dapat mencapai 60,0% (Tabel XVI-3).
Dalam tahun 1986/87 jumlah murid S4TP meningkat menjadi 6.029 ribu. Jika dibandingkan dengan kelompok usia 13-15 tahun yaitu sebanyak 11.423,3 ribu, maka angka partisipasinya mening¬kat pula menjadi 52,8% dibandingkan dengan 50,6% pada tahun 1985/86 (Tabel XVI-2). Dalam pada itu lulusan SD dart tahun 1985/86 mencapai 3.312,7 ribu dan yang dapat ditampung pada SMTP tahun 1986/87 sebagai murid baru tingkat I adalah 2.324 ribu, yang berarti bahwa angka melanjutkan dart lulusan SD ke SMTP meningkat pula dart 60,0% pads tahun 1985/86 menjadi 64,7% pada tahun 1986/87 (Tabel XVI-3).
(1) Pembinaan SMP
Dalam rangka meningkatkan days tampung SMP, back dalam arti angka melanjutkan maupun angka partisipasi, dalam tahun 1986/87 telah dilaksanakan pembangunan 84 unit gedung baru SMP dan 56 ruang kelas baru, di samping rehabilitasi 4 gedung SMP (Tabel XVI-5). Sejalan dengan itu, telah dilaksanakan pengang¬katan dan penempatan sebanyak 14.380 orang calon guru SMP dan SMA. Selanjutnya, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan SMP telah dilaksanakan penyediaan 3.029 perangkat alat kesenian dan olahraga, 1.634 perangkat alat peraga matematika, 3.143 perang¬kat slat laboratorium IPA dan 295 perangkat alat keterampilan. Beberapa kegiatan lainnya jugs terus dilaksanakan seperti pena¬taran tenaga kependidikan serta penyediaan buku pelajaran pokok dan buku perpustakaan yang dilaksanakan secara terpadu bagi SMP dan SMA melalui program Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas (Tabel XVI-5).
TABEL XVI – 2
JUMLAH PENDUDUK DAN MURID KELOMPOK USIA SEKOLAH SERTA ANGKA PARTISIPASI,
1983/84 – 1986/87
XVI/14
GRAFIK XVI – 2
JUMLAH PENDIDIK DAN MURID USIA SEKOLAH,
1983/84 – 1986/87
XVI/15
GRAFIK XVI – 2-1
XVI/16
GRAFIK XVI –2-2
XVI/17
GRAFIK XVI – 2-3
XVI/18
TABEL XVI – 3
JUMLAH LULUSAN, JUMLAH PEMASUKAN DAN ANGKA MELANJUTKAN,
1983/84 – 1986/87
XVI/19
TABEL XVI – 4
PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR,
1983/84 – 1986/87
XVI/20
TABEL XVI – 5
PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM (SMP DAN SMA),
1983/84 – 1986/87
XVI/21
(2) Pembinaan SMTP Kejuruan
Sebagai usaha peningkatan mutu dan relevansi pendidikan SMTP Kejuruan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang terampil terutama di daerah pedesaan, telah dilanjutkan pembi-naan sejumlah Sekolah Teknik (ST) dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Tingkat Pertama (SKKP). Dalam tahun 1986/87 antara lain telah dilakukan rehabilitasi dan peningkatan 53 ST dan SKKP, penataran bagi 308 guru dan pengadaan peralatan pendi-dikan sebanyak 73 perangkat.
c. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas
Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas antara lain be¬rupa upaya meningkatkan penyediaan prasarana untuk mengimbangi meningkatnya jumlah lulusan SMTP, serta penataran tenaga kepen¬didikan untuk menjamin mutu pengajaran di sekolah-sekolah mene¬ngah tingkat atas. Lingkup pembinaan mencakup pembinaan SMA, berbagai SMTA Kejuruan dan SMTA Keguruan (SPG/SGO).
Jumlah siswa SMTA secara keseluruhan (SMA, SMTA Kejuruan dan SPG/SGO) pada akhir Repelita III (1983/84) adalah 2.592 ribu dan telah meningkat dalam tahun 1984/85 menjadi 2.856 ribu (Tabel XVI-1). Dalam tahun 1985/86, jumlah siswa SMTA tersebut telah meningkat lagi menjadi 3.225 ribu. Jika dibandingkan dengan kelompok usia SMTA (16-18 tahun) yang berjumlah 10.393,7 ribu maka angka partisipasi tingkat SMTA dalam tahun 1985/86 telah mencapai 31,0% (Tabel XVI-2).
Dalam pada itu, jumlah lulusan SMTP pada tahun 1984/85 telah meningkat menjadi 1.389 ribu, sedangkan yang dapat melan¬jutkan ke SMTA pada tahun 1985/86 adalah 1.171,7 ribu. Dengan demikian, sebagaimana halnya pada tahun 1984/85 angka melanjut¬kan ke SMTA pada tahun 1985/86 tetap dapat dipertahankan pada 84,4%, yaitu 58,3% ke SMA, 19,4% ke SMTA Kejuruan dan 6,7% ke SPG/SGO (Tabel XVI-3).
Dalam tahun 1986/87 jumlah siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) meningkat lagi menjadi 3.742 ribu, yang terdiri atas 2.502 ribu siswa SMA, 941 ribu siswa SMTA Kejuruan dan 299 ribu siswa SPG/SGO. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan angka partisipasi di tingkat SMTA telah meningkat pula menjadi 35,2% (Tabel XVI-1 dan 2). Dalam pada itu, lulusan SMTP tahun 1985/86 telah mencapai jumlah 1.516,8 ribu, sedangkan yang dapat melanjutkan ke SMTA pada tahun 1986/87 adalah 1.263,5 ribu, yang berarti bahwa 83,3% dari lulusan SMTP tahun 1985/86
dapat melanjutkan ke SMTA dalam tahun 1986/87, yaitu 57,5% ke SMA, 19,1% ke SMTA Kejuruan dan 6,7% ke SPG/SGO (Tabel XVI-3).
(1) Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sebagai upaya perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pada SMTA dalam tahun 1986/87 telah dilakukan pembangunan 36 unit gedung SMA dan 32 ruang kelas baru, serta merehabilitasi 3 gedung SMA (Tabel XVI-5). Untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru telah dilaksanakan penempatan 14.380 orang calon guru. Dalam tahun 1986/87 telah pula dilaksanakan penyediaan 784 perangkat slat peraga matematika, di samping pengadaan 1.320 perangkat alat kesenian dan olahraga (Tabel XVI-5).
Selanjutnya, dalam tahun 1986/87 untuk SMP dan SMA Sebagai Denis pendidikan menengah umum telah diadakan secara terpadu penataran tenaga kependidikan bagi 37.187 orang, serta telah diusahakan pengadaan 952 ribu buku perpustakaan (Tabel XVI-5).
(2) Pembinaan SMTA Kejuruan
Dalam tahun 1986/87 telah dilanjutkan pengembangan (rehabi¬litasi/perluasan/pembangunan kembali gedung sekolah serta pe¬nyediaan peralatan) bagi antara lain 44 STM, 16 SMT Pertanian, 2 SMT Khusus, 70 SMEA dan 49 SMTA Kejuruan dan Teknologi lain¬nya. Di samping itu, telah dilaksanakan kegiatan penataran guru kejuruan/teknologi bagi 3.881 orang guru terutama melalui 9 Pusat Pengembangan/Penataran Guru Teknik serta penyediaan 443.559 buku pelajaran (Tabel XVI-6).
(3) Pembinaan SMTA Keguruan
Dalam tahun 1986/87 telah ditingkatkan 57 SPG/SGO/SGPLB, terutama melalui penyediaan peralatan pendidikan sebanyak 175 perangkat dan pembangunan berbagai fasilitas pendidikan. Telah dilaksanakan pula penataran bagi 12.379 orang tenaga kependi¬dikan serta penyediaan 520.000 buku pelajaran pokok dan 29.700 buku bacaan/perpustakaan, serta penempatan/pengangkatan 115 guru SPG dan SGPLB (Tabel XVI-7).
d. Pembinaan Pendidikan Tinggi
Pembinaan Pendidikan Tinggi antara lain berupa upaya untuk penyediaan fasilitas pendidikan di berbagai perguruan tinggi, penataran tenaga dosen, pemberian beasiswa kepada mahasiswa dan
TABEL XVI – 6
PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN TEKNOLOGI,
1983/84 – 1986/87
XVI/24
TABEL XVI – 7
PEMBINAAN PENDIDIKAN GURU (SPG, SGO DAN SGPLB),
1983/84 – 1986/87
XVI/25
kegiatan mengembangkan kemampuan penelitian, serta kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Jumlah mahasiswa dalam tahun 1983/84 adalah 824,4 ribu, dalam tahun 1984/85 meningkat menjadi 1.012 ribu, dan dalam tahun 1985/86 menjadi 1.106,1 ribu, yang terdiri atas 917,6 ribu mahasiswa program gelar dan 188,5 ribu mahasiswa program diploma. Dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 19-24 tahun pada tahun 1985 yang berjumlah 18.514,4 ribu, maka daya tampung perguruan tinggi terhadap kelompok usia sekolah yang bersang¬kutan adalah 6,0% (Tabel XVI-2). Dalam tahun 1986/87, jumlah mahasiswa bertambah menjadi 1.278,4 ribu (1.013 ribu mahasiswa program gelar dan 265,4 ribu mahasiswa program diploma). Dengan jumlah penduduk usia 19-24 tahun sebanyak 18.900,1 ribu, maka daya tampung 'perguruan tinggi terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan meningkat menjadi 6,8%.
Dalam pada itu, lulusan SMTA tahun 1984/85 mencapai 721 ribu dan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada tahun 1985/86 berjumlah 319,9 ribu atau 44,4%. Sedangkan lulusan SMTA tahun 1985/86 berjumlah 783 ribu dan yang melanjutkan ke Pergu¬ruan Tinggi pada tahun 1986/87 adalah 364,2 ribu atau 46,5% (Tabel XVI-3). Dalam tahun 1986/87, daya tampung fasili¬tas pendidikan tinggi telah ditambah dengan pembangunan 238.533 m2 ruang kuliah/kantor, 74.122 m2 ruang laboratorium dan 33.801 m2 ruang perpustakaan, serta dilanjutkan pengembangan/perluasan kampus bagi 11 universitas /institut (Tabel XVI-8).
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi telah di-laksanakan penataran bagi 61.778 tenaga dosen ; penyediaan 31.900 buku perpustakaan; penelitian 1.085 judul; penyediaan peralatan laboratorium 2.868 perangkat; pemberian beasiswa kepada 2.680 mahasiswa; pendidikan diploma non kependidikan/po¬liteknik bagi 12.902 mahasiswa; pendidikan pasca sarjana/doktor 3.663 peserta; dan kuliah kerja nyata (KKN) bagi 27.800 maha¬siswa (Tabel XVI-8).
e. Pembinaan Bakat dan Prestasi
Pembinaan bakat dan prestasi dilaksanakan terutama dalam rangka pemerataan pendidikan, agar anak yang berbakat akan tetapi lemah dalam kemampuan ekonominya dapat meningkatkan prestasi sesuai dengan minat dan kemampuannya.
TABEL XVI - 8
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI,
1983/84 - 1986/87
No. Janis Kegiatan Satuan 1983/84#) Repelita IV
1984/85) 1985/86 1986/87
1. Pembangunan Ruang Kuliah/Kantor M2 193.662 132.884 102.207 238.533
P9mbangunan Ruang Laboratorium M2 50.577 30.870 31.660 74.122
3. Pembangunan Ruang Perpustakaan M2 29.803 13.792 11.551 33.801
4. Rehabilitasi Gedung M2 46.684 12.664 1.800
5. Pengembangan Kampus Universitas 11 11 11 11
6. Pengadaan Tenaga Kependidikan Orang 36.144 37.005 48.034 59.736
7. Penataran Dosen Orang 3.759 3.120 5.115 61.778
8. Pengadaan Buku Perpustakaan Buku 45.836 75.516 110.545*) 31.900
9. Pengadaan/Penerbitan Buku Buku 9.376 22.000 12.000 -
10. Penelitian Judul 1.163 1.484 1.766 1.085
11. Pengadaan Peralatan Laboratorium Perangkat 798 1.048 892 2.868
12. Pemberian Beasiswa Orang 8.100 8.035 7.054 2.680
13. Pendidikan Diploma Non-Kependidikan Orang 10.732 10.145 13.676 12.902
14. Pendidikan Pasca Sarjana/Doktor Orang 2.174 2.831 2.335 3.663
15. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa 14.995 19.254 19.725 27.800
•) Angka diperbaiki
XVI/27
Dalam tahun 1986/87 melalui program ini telah dilaksanakan antara lain pemberian beasiswa kepada murid SD, siswa SMTP dan siswa SMTA sebanyak 3.404 orang.
f. Peningkatan Pendidikan Masyarakat
Dalam tahun 1986/87 melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan pendidikan warga masyarakat usia 7-14 tahun yang buta huruf, dipadukan dengan mata pencaharian yang melibatkan saki-tar 1.800.000 peserta, dan pendidikan warga masyarakat usia 13-29 tahun melalui kejar usaha meliputi 100.000 peserta, di sawing penataran tutor/monitor/petugas Pendidikan Masyarakat bagi 89.727 orang. Pengadaan buku Paket A beserta buku pedoman¬nya dalam tahun 1986/87 telah mencapai sebanyak 36.300.000 eksemplar termasuk 16.300.000 eksemplar melalui Inpres Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar (Tabel XVI-9).
g. Peranan Wanita
Dalam rangka meningkatkan peranan wanita, dalam tahun 1986/87 telah dilaksanakan latihan keterampilan yang sekaligus merupakan pendidikan mata pencaharian bagi 1.620 peserta serta penerbitan 46.500 eksemplar buku bacaan pendidikan mata penca¬harian dan 40.000 eksemplar buku pedoman Peningkatan Peranan Wanita (P2W).
h. Generasi Muda
Melalui program ini dalam tahun 1986/87 di bidang pendi-dikan telah dilaksanakan kegiatan pembinaan pemuda usia 15-30 tahun melalui latihan kepemimpinan dan keterampilan pemuda bagi 130.560 peserta. Selain itu telah dilanjutkan berbagai kegiatan pertukaran pengalaman antar pemuda di dalam dan luar negeri,
- bantuan pada gerakan kepramukaan dan KNPI serta partisipasi dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan (Paskibraka).
Dalam pada itu pembinaan/pengembangan generasi muda diin-tegrasikan dalam berbagai bidang pembangunan lainnya yang men¬cakup pula antara lain kegiatan sebagai berikut :
Di bidang perkoperasian, kegiatan pembinaan generasi muda bertujuan untuk berpartisipasi aktif dalam perkoperasian teru¬tama sebagai kader koperasi. Dalam tahun 1986/87 sejumlah 2.026 pemuda telah dilatih sebagai pengurus, pemeriksa dan manager /karyawan koperasi pemuda, dengan mengutamakan pemuda putus
TABEL XVI –9
PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT,
1983/84 – 1986/87
XVI/29
sekolah, pemuda yang telah mempunyai keterampilan khusus dan pemuda yang telah mempunyai kegiatan di bidang ekonomi.
Di bidang transmigrasi, peningkatan peranan generasi muda di daerah transmigrasi diusahakan antara lain melalui berbagai latihan keterampilan di bidang usaha pertanian dan 'industri kecil (pengolahan hasil pertanian, kerajinan, pertukangan dan jahit- menjahit) dalam rangka memperluas lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan para petani transmigran. Dalam tahun 1986/87, pemuda yang dilatih dalam berbagai latihan tersebut adalah sebanyak 120 orang.
Di bidang agama, dalam tahun 1986/87 telah dilaksanakan penataran dan latihan bagi 980 pemuda, penyediaan bantuan paket keagamaan 377 perangkat dan bantuan pegelaran pada RRI-TVRI sebanyak 33 kali.
Di bidang kesehatan, kegiatan pembinaan generasi muda dalam tahun 1986/87 antara lain meliputi pengadaan peralatan PPPK untuk 1,200 murid Sekolah Dasar, pelayanan konsultasi kesehatan remaja di 100 kabupaten, pelayanan konsultasi kesegaran jasmani di 14 propinsi, penanggulangan penyalahgunaan narkotika di 11 propinsi dan latihan kader generasi muda lewat Kwarnas Pramuka di 600 desa.
Di bidang hukum, pelaksanaan program generasi muda terutama ditujukan bagi mereka yang berada dalam Lembaga Pemasyara¬katan/Lembaga Pemasyarakatan Anak, berupa usaha peningkatan pendidikan sekolah, pembinaan kesadaran ber bangsa dan bernega¬ra, pendidikan keagamaan serta latihan keterampilan pertukangan kayu. Dalam tahun 1986/87 pembinaan tersebut dilaksanakan di 16 Lembaga Pemasyarakatan/Lembaga Pemasyarakatan Anak yang me¬liputi sejumlah 2.850 orang.
Di bidang perdagangan, dalam tahun 1986/87 telah dilaksa-nakan penataran pengusaha muda bagi 600 peserta muda.
i. Keolahragaan
Tujuan untuk mengolahragakan masyarakat luas dilakukan melalui pembibitan olahragawan serta pembinaan prestasi dalam berbagai Janis kegiatan olahraga. Dalam tahun 1986/87 telah dilaksanakan antara lain pembinaan olahraga bagi 140.070 orang dan pembibitan olahragawan terhadap 118.460 orang pelajar/maha¬siswa. Di samping itu telah diselenggarakan pertemuan Asean School Sport Council di Jakarta oleh 6 negara peserta.
Pelaksanaan program keolahragaan yang mengarah pada usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat secara menyeluruh telah dilaksanakan antara lain melalui perlombaan dalam berbagai cabang olahraga (panji olahraga) dan peningkatan pembibitan olahragawan pelajar/mahasiswa.
J. Pendidikan Kedinasan
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pendayagunaan apa¬ratur di bidang pendidikan dan kebudayaan, dalam tahun 1986/87 telah dilaksanakan berbagai penataran antara lain SESPA, SEPA¬DYA, SEPALA dan penataran calon kepala sekolah untuk berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
Sementara itu telah dilanjutkan pembangunan kampus Pusdik¬lat dan pengembangan prasarana lainnya, pengadaan peralatan, buku dan perabot, penugasan belajar di luar negeri, peningkatan pendidikan dan pembinaan tenaga teknis kebudayaan, pendidikan dan pembinaan tenaga teknis grafika, mempersiapkan calon ins¬truktur bagi Balai Grafika di Medan dan Ujung Pandang, serta memulai penjajagan pendirian politeknik grafika.
k. Pengembangan Sistem Pendidikan
Program ini dikembangkan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan kebijaksanaan di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam rangka pembangunan sistem pendidikan dan pengembangan kebudayaan.
Dalam tahun 1986/87 telah dilanjutkan antara lain kegiatan merumuskan kebijaksanaan dalam bidang pendidikan dan kebuda¬yaan, mengembangkan kebijaksanaan dan sistem informasi, penyem¬purnaan kurikulum, penyusunan naskah akademik peraturan perun¬dang-undangan di bidang pendidikan dan kebudayaan, serta pe¬ngembangan informatika, sistem pengujian dan teknologi komuni¬kasi pendidikan dan kebudayaan.
B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
1. Pendahuluan
Landasan kegiatan dalam tahun 1986/87 sesuai dengan penga-XVI/31
rahan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) antara lain adalah sebagai berikut :
Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bang¬sa, harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, memperkuat kepribadian bangsa, mem¬pertebal rasa harga dirt dan kebanggaan nasional serta memper¬kokoh jiwa kesatuan. Kebudayaan nasional terus dibina dan di¬arahkan pads penerapan nilai-nilai kepribadian bangsa yang berlandaskan Pancasila.
Dengan tumbuhnya kebudayaan bangsa yang ber kepribadian dan ber kesadaran nasional maka sekaligus dapat dicegah nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feudal dan kedaerahan yang sempit serta ditanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif. Se¬dangkan di lain pihak ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai-nilai dart luar yang positif dan memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan.
Usaha ke arah pembauran bangsa perlu lebih ditingkatkan di segala bidang kehidupan balk di bidang ekonomi maupun sosial budaya, dalam rangka usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan ketahanan nasional.
Selanjutnya, atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terha¬dap Tuhan Yang Maha Esa maka perikehidupan beragama dan perike¬hidupan ber kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan sehingga terbina hidup rukun di antara sesama umat beragama, di antara sesama penganut keperca¬yaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta antara semua umat ber¬agama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dan meningkatkan anal untuk bersama-sama membangun masyarakat.
2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah
Langkah-langkah yang telah ditempuh dalam rangka pelaksa-naan program-program pembangunan khususnya dalam tahun ketiga Repelita IV (1986/87) di bidang kebudayaan nasional dan ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain sebagai berikut :
a. Untuk memantapkan kesadaran sejarah, dilanjutkan dan di-tingkatkan pengelolaan serta pemanfaatan museum sebagai lembaga kultural dan edukatif.
b. Untuk menyelamatkan dan melestarikan peninggalan sejarah bangsa Indonesia, pemeliharaan serta perlindungan pening¬galan sejarah dan purbakala digiatkan secara berencana.
Untuk meningkatkan apresiasi dan kebanggaan terhadap seni Rasional, terus ditingkatkan fungsi dan pemanfaatan taman budaya melalui kegiatan kesenian.
Untuk memantapkan pembinaan kebahasaan, kesasteraan, perbu¬kuan dan perpustakaan, dilanjutkan kegiatan-kegiatan penyusunan buku pelajaran, penyusunan peristilahan, penyu¬sunan tata bahasa Indonesia yang baku, serta penyusunan kamus bahasa Indonesia dan bahasa Daerah.
Untuk meningkatkan budaya nusantara, dilanjutkan telaahan kesejarahan terhadap kebudayaan daerah, bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah serta kepurbakalaan dan penyelamatan naskah-naskah kesusasteraan kontemporer.
f. Untuk memantapkan pembinaan terhadap para Penghayat Keper-cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dilanjutkan pemantauan kegiatan organisasi serta penyelenggaraan pertemuan himpun¬an penghayat kepercayaan pada tingkat nasional.
3. Hasil-hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Langkah-langkah yang telah ditempuh dalam rangka pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam tahun 1986/87 serta kesinambungannya dengan kegiatan selama tiga tahun Repelita IV (1984/85 - 1986/87) telah mencapai hasil-hasil nyata sesuai dengan sasaran tahunan sebagai berikut:
a. Program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman
Dalam tahun 1986/87 telah direhabilitasi museum negeri Yogyakarta serta penyelesaian pembangunan gedung Unit Pelaksana Teknis (UPT) museum baru di 5 propinsi. Dengan demikian, selama tiga tahun Repelita IV telah diresmikan 14 UPT museum negeri propinsi.
b. Program Pengembangan Seni Budaya
Guna mendukung kegiatan pembinaan dan pengembangan keseni¬-an, dalam tahun 1986/1987 telah diselesaikan 1 buah gedung Taman Budaya, sehingga dalam tiga tahun Repelita IV telah selesai dibangun dan diresmikan 14 UPT Taman Budaya dan penye¬lesaian 3 buah gedung Taman Budaya.
c. Program Kebahasaan dan Kesasteraan serta Perbukuan dan Perpustakaan
Dalam rangka peningkatan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar serta untuk meningkatkan pembinaan perpustakaan dalam tahun 1986/87 telah disusun 29 judul pembakuan kebahasaan dan kesasteraan dan melanjutkan penyelesaian pembangunan per¬pustakaan 9.030 m2, sehingga selama tiga tahun Repelita IV telah disusun 87 judul pembakuan kebahasaan dan kesasteraan serta dapat diselesaikan gedung perpustakaan seluas 32.230 m2.
d. Program Inventarisasi Kebudayaan
Kegiatan penelitian aspek-aspek kebudayaan dan penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, dalam tahun 1986/1987 mencakup kegiatan penyusunan 79 judul hasil penelitian aspek-aspek kebudayaan dan 84 judul hasil penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, sehingga selama tiga tahun Repelita IV telah disusun 415 judul hasil penelitian aspek-aspek kebuda¬yaan dan 521 judul hasil penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.
e. Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Dalam rangka meningkatkan pembinaan dan penghayat keperca¬yaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam tahun 1986/1987 telah diadakan inventarisasi dan dokumentasi 6 organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga selama 3 (tiga) tahun Repelita IV kegiatan tersebut telah mencakup 118 organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di 20 propinsi.
f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan
Untuk peningkatan keterampilan tenaga kebudayaan telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penataran tenaga kebudayaan dalam tahun 1986/87 bagi sebanyak 199 orang, meliputi penataran
XVI/34
tenaga teknis Kasi Kebudayaan, Penilik Kebudayaan, Tenaga tek¬nis Kesejarahan dan Kepurbakalaan, tenaga teknis Permuseuman, tenaga teknis kesenian, tenaga teknis bahasa dan sastra dan tenaga teknis perpustakaan. Dengan demikian, selama tiga tahun Repelita IV telah ditatar sebanyak 1.689 orang tenaga kebuda¬yaan.
Adapun kegiatan kegrafikaan dalam tahun 1986/87 meliputi penataran tenaga teknis kegrafikaan sebanyak 220 orang. Dalam tahun 1986/87 juga telah dipersiapkan calon instruktur bagi $alai Grafika di Medan, Ujung Pandang serta pendirian Politek¬nik Grafika. Dengan demikian, selama tiga tahun pertama Repeli¬ta IV telah ditatar sebanyak 1034 orang tenaga kegrafikaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar